apa itu hidroponik

Pengertian, Jenis & Tips Bercocok Tanam Hidroponik

Hidroponik makin disukai oleh masyarakat Indonesia sejak wabah tahun 2020. Berdasar history penelusuran Google Trends bulan Juni tahun 2020 memberikan pucuk reputasi penelusuran keyword “hidroponik” sampai capai nilai 100%.

Ini kali Kebun Pandai akan membahas selengkapnya mengenai Hidroponik agar bisa jadi tutorial untuk beberapa petani pemula atau untuk beberapa petani yang ingin mengingat lagi pengetahuan yang telah didalami.

petani hidroponik

Pemahaman Hidroponik

Hidroponik merupakan sebuah sistem bercocok tanam memakai air yang dialiri oleh gizi hara makro dan micro sebagai alternatif elemen hara pada tanah. Kata hidroponik datang dari kombinasi dua kata yang dari Yunani yakni hidro yang memiliki arti air dan ponos yang memiliki arti tenaga kerja. Kombinasi ke-2 kata itu bisa disimpulkan sebagai air yang bekerja.

Kata itu pertama kalinya ada dalam artikel majalah ilmiah yang diedarkan di bulan Februari 1937 yang dicatat oleh W. F. Gericke. Beliau adopsi kata itu atas anjuran Dr. ​​Setchell di University of California.

Dr. Gericke sendiri mulai melakukan eksperimen dengan teknik penanaman itu di akhir 1920-an dan mengeluarkan salah satunya buku berkenaan bertanam tanpa tanah. Beliau merekomendasikan jika kekuatan untuk hasilkan tanaman tak lagi terlilit dengan tanah, namun beberapa tanaman tertentu bisa tumbuh bahkan juga tanpa tanah di suatu tempat yang berisi larutan hara tanaman.

Apa Itu Hidroponik?

Menurut web UMass Extension dari University of Massachusetts Amherst yang dicatat oleh John di tahun 2009, pada intinya sebagai satu sistem produksi tanaman, di mana tanaman di tanam dalam larutan gizi, tidak di tanah. Disamping itu, sepanjang tahun-tahun ini, telah ada beberapa macam mekanisme yang sudah diperkembangkan.

Keunggulan dan Kekurangan Hidroponik

Semua sistem yang sempat berada di dunia tentu mempunyai kekurangan dan keunggulannya masing-masing, saat sebelum mengawalinya, alangkah baiknya kalau kita bisa mengenal apa kekurangan dan kelebihan bercocok tanam dengan memakai sistem ini.

Kelebihan Hidroponik

Sistem yang sekarang ini sudah banyak dikenali tentu saja mempunyai banyak kelebihan misalnya:

  1. Relatif gampang untuk diperbudidayakan dan tidak ada permasalahan seperti penyakit dan hama yang umum serang lewat tanah, hingga sanggup kurangi atau hilangkan pemakaian pestisida kimia.
  2. Tanaman bisa tumbuh bisa lebih cepat dibanding dengan tanaman yang ditanamkan di tanah karena tidak ada kendala mekanis yang terjadi pada akar dan semua gizi untuk perkembangan tanaman telah ada lewat gizi pada air.
  3. Tanaman dalam mekanisme ini tidak dipengaruhi oleh peralihan cuaca hingga bisa diperbudidayakan selama setahun.
  4. Budidaya untuk ranah komersil bisa dilaksanakan secara automatis karena bisa kurangi ongkos tenaga kerja seperti penyiangan gulma, penyemprotan pupuk dan pestisida, penyiraman tanaman dan pemrosesan tempat.
  5. Bisa mengirit banyak air karena irigasi dan tipe semprotan yang lain tidak dibutuhkan dan tidak bisa terjadi kubangan air.

Kelemahan Hidroponik

Adapun kelemahan dari mekanisme ini mencakup:

  1. Memerlukan pengetahuan tehnis yang extra berkenaan pembikinan instalasi secara benar dan baik.
  2. Ongkos awalan yang lumayan besar terlebih bila diperuntukkan untuk budidaya rasio komersil.
  3. Tanaman pada sebuah instalasi share gizi yang serupa pada larutan airnya, hingga bila ada penyakit yang terikut oleh air itu bisa secara mudah menebar dari 1 tanaman ke tanaman yang lain.

Tipe Mekanisme Hidroponik

Penyeleksian mekanisme sendiri harus menimbang beragam jenis factor seperti lokasi kebun, cuaca tahunan, sumber air yang ada di kebun, suplai listrik, dan kontur tanah tempat berdirinya instalasi hidroponik.

Ada banyak tipe dan mekanisme yang pas untuk dipakai di Indonesia, beragam jenis mekanisme ini mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

Beberapa jenis instalasi yang umum diperkembangkan juga cukup beragam macam, dimulai dari yang gampang untuk dibikin sampai membutuhkan pengetahuan tehnis selanjutnya untuk pembikinannya. Beberapa jenis instalasi yang biasa dipakai diantaranya:

  1. Wick Sistem (Mekanisme Sumbu)
  2. Float Hydroponic Sistem (Rakit Apung)
  3. Ebb and Flow (Pasang dan Surut)
  4. Drip irrigation (Irigasi Tetes)
  5. Deep Water Culture (DWC)
  6. Nutrient Film Technique (NFT)
  7. Akuaponik
  8. Aeroponik
    Agar semakin terang berkenaan mekanisme dan beberapa jenis dan mekanisme yang kerap dipakai di Indonesia, kamu dapat membaca 8 Mekanisme Hidroponik Yang Harus Dijumpai Untuk Pemula.

Media Tanam

Media tanam benar-benar berperanan penting dan berperan untuk menyokong tanaman supaya sanggup berdiri tegak. Salah satunya pemasti kesuksesan dalam berhidroponik ialah penyeleksian media tanam yang akurat. Media tanam yang bagus harus bisa sediakan air, zat hara, dan oksigen, dan tidak memiliki kandungan zat beracun untuk tanaman. Berikut ialah beberapa media tanam yang kerap dipakai dan gampang didapat oleh beberapa petani hidroponik di Indonesia :

  1. Rock Wool
  2. Arang Sekam
  3. Cocopeat
  4. Spons
  5. Tangkai dan akar pakis
  6. Kerikil
  7. Pasir
  8. Kapas
  9. Gabus atau styrofoam
  10. Moss
  11. Perlite
  12. Vermiculite
  13. Pumice
  14. Hydroton
  15. Hydrogel
    Keterangan lebih komplet berkenaan 15 media tanam di atas lebih terangnya Anda bisa Mengenali 15 Tipe Media Tanam untuk Hidroponik

Gizi atau Hara

Tanaman bisa mendapat gizi dari tanah, udara atau air. Budidaya secara hidroponik membutuhkan larutan yang diberi secara terus-terusan sebagai gizi. Antara beberapa faktor yang memengaruhi mekanisme produksi hidroponik, larutan gizi sebagai salah satunya factor pemasti yang terpenting dari produksi tanaman. Ada patokan penting dalam pembikinan larutan air gizi dan dalam pembikinannya ada poin utama yang harus dipahami seperti larutan hara, keadaan larutan, temperatur larutan dan pH larutan. Untuk memperjelasnya, anda bisa membaca Management Larutan Air Gizi Hidroponik

Persoalan Yang Kerap Ditemui

Persoalan yang kerap ditemui pada sistem ini dapat disebut hampir serupa dengan sistem pertanian memakai tanah seperti hama dan jamur.

Namun yang membandingkannya dengan sistem konservatif ialah Air. Air yang dipakai untuk bercocok tanam selalu harus jadi perhatian oleh petani dimulai dari kandungan gizi yang larut di air (PPM), pH yang konstan antara angka 5.5 – 6.5, dan temperatur air.

Ada pribahasa yang kerap kita dengar “Menahan lebih bagus dibanding menyembuhkan”, oleh karena itu Kebun Pandai berusaha untuk meringkas beberapa persoalan yang kerap ditemui oleh beberapa petani :

Hama dan Jamur

Hama dan jamur pada tanaman Baik bercocok tanam dengan sistem konservatif atau dengan sistem ini, hama dan jamur jadi lawan bersama yang kerap kita temui.

Beragam jenis tipe hama seperti ulat grayak, belalang, tikus kerap ada tanpa undangan ke kebun atau tempat pertanian, dan ketika musim hujan tidak lepas dihinggapi oleh jamur-jamur yang bisa menebar secara masif dalam waktu secara singkat karena tingkat kelembapan yang tinggi saat musim penghujan.

Untuk mengontrol hama yang ada di kebun, kamu mulai dapat Mengenali PHT (Pengaturan Hama Terintegrasi).

Busuk Akar

Contoh busuk akar Busuk akar ialah persoalan yang kerap ditemui oleh petani pemula, busuk akar sendiri disebabkan oleh minimnya supply oksigen yang larut di air atau umum disebutkan dengan istilah Dissolved Oxygen.

Tabel korelasi kandungan oksigen dan temperatur air Pemicu minimnya kandungan oksigen yang larut di di air satu diantaranya ialah temperatur air yang tinggi saat siang hari. seperti yang bisa kita saksikan pada tabel di atas, makin dingin temperatur air akan lurus sebanding dengan kandungan oksigen yang larut di air.

Oleh karena itu, jaga temperatur air di antara 20-25 derajat celcius untuk kandungan oksigen yang cukup buat tumbuh berkembang tumbuhan. Untuk ulasan lebih dalam mengenai busuk akar, kamu mulai bisa Mengenal dan Menahan Penyakit Busuk Akar Hidroponik.

Panduan Mengawali Hidroponik

Sesudah kamu membaca beragam jenis keterangan dari A-Z berkaitan dengan hidroponik, waktunya kita awali mengulas beberapa tips yang bisa dilaksanakan untuk mengawali bercocok tanam dengan memakai sistem hidroponik.

Dimulai dari Rasio Kecil

Panduan ini berdasar pengalaman dari team Kebun Pandai dalam mengawali bercocok tanam dengan memakai sistem hidroponik. Buat sekitaran 10-30 lubang tanam dengan mekanisme wick untuk memperoleh “kesan” bertani dan menajamkan insting kita dalam bercocok tanam. Kamu dapat membaca 4 Langkah Bercocok tanam Di Rumah Untuk Pemula untuk pelajari selanjutnya.

Tetapkan Tipe Mekanisme Hidroponik yang diharapkan.

Sesudah memperoleh “kesan” serunya bercocok tanam dan mengetahui jika usaha hidroponik bisa datangkan uang yang cukup besar tiap bulannya, mulai bergerak ke tingkat seterusnya dengan membuat instalasi yang semakin besar di atas 1000 lubang. Sistem yang kerap dipakai untuk rasio usaha ialah sistem NFT. Kami sudah sediakan artikel khusus yang hendak menolongmu Mengenali Mekanisme NFT (Nutrient Film Technique) pada Hidroponik.

Dokumenkan Semua Aktivitas Bercocok tanam

Dokumenkan semua aktivitas berkebunmu, dimulai dari jumlah seberapa banyak jumlah bibit yang kamu semai, tipe komoditas dan varietas, waktu semai tanam dan panen, seberapa banyak hasil panen yang kamu peroleh, sampai berapakah penghasilan yang kamu bisa tiap bulan hasil dari pemasaran hidroponik.

Ini penting untuk menghitung efektivitas dan produktifitas kebunmu, dan mempermudahmu untuk cari persoalan yang akan kamu temui saat bercocok tanam.